Dailypemalang.com|Pemalang – Melalui surat edaran nomor 400.3.5/214/Dindikbud. Secara resmi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pemalang menginstruksikan penghentian kegiatan nonton bareng (nobar) film bertema pendidikan karakter berjudul *”Buku Harianku”*.
Sebelumnya dalam surat edaran Nomor 400.3.5/140/Dindikbud, tertanggal 6 Januari 2025, mengatur pelaksanaan nobar siswa di Bioskop terdekat di Pemalang.
Surat edaran tersebut ditujukan kepada kepala SDN/Swasta se- Kab. Pemalang, Kepala SMPN/Swasta se- Kab. Pemalang. Langkah penghentian ini diambil setelah dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan serta mempertimbangkan berbagai masukan dari masyarakat atau keluhan dari beberapa orang tua murid.
Dituangkan dalam surat edaran terbaru, Dinas Pendidikan Pemalang meminta pihak sekolah atau kepada kepala sekolah untuk tidak lagi mengarahkan siswa mengikuti kegiatan tersebut secara terorganisir.
Alasan Penghentian
Keputusan ini bertujuan untuk merespons kritik dan masukan masyarakat mengenai pelaksanaan nobar yang dinilai kurang tepat dalam konteks pendidikan sekolah.
Selain itu, penghentian ini memungkinkan siswa dan orang tua memiliki kebebasan untuk menentukan sendiri apakah ingin menonton film tersebut secara mandiri di luar jam sekolah.
Dengan langkah ini, Dinas Pendidikan Pemalang berusaha menegaskan pentingnya menyeimbangkan kegiatan edukasi dengan kebutuhan masyarakat dan efektivitas pelaksanaan program pendidikan karakter.
Keputusan ini juga menjadi bagian dari upaya untuk memastikan kegiatan pembelajaran tetap relevan dan berfokus pada kebutuhan siswa.
Surat edaran ini mengingatkan semua pihak terkait untuk mematuhi dan melaksanakan kebijakan tersebut dengan sebaik-baiknya demi mendukung terciptanya lingkungan pendidikan yang lebih baik.
Kegiatan ini mencuat adanya beberapa orangtua murid merasa keberatan dengan iuran yang dibebankan Rp. 30.000, hingga Rp. 40.000.,- untuk tingkat sekolah dasar (SD). Sementara tingkat SMP sebesar 40 – 50 Rupiah.
Namun kegiatan tersebut mendapat berbagi respon dari banyak kalangan. Tak hanya sekedar respon, Aliansi Pantura Bersatu layangkan surat untuk audensi bersama Dinas terkait guna menyampaikan keluhan orang tua siswa.
Eky Diantara, Koordinator Aliansi Pantura Bersatu sekaligus orang tua murid, juga merespon keras atas kegiatan nobar yang diselenggarakan sejumlah sekolah di Kabupaten Pemalang. Menurutnya, mengkoordinir atau arahan menonton di bioskop berbayar dinilai tidak tepat, apalagi saat himbauan dianggap wajib oleh sebagian pihak sekolah.
“Kenapa harus di bioskop dan berbayar? Harusnya pihak sekolah mencari alternatif lain, seperti mengadakan kegiatan nonton bareng di sekolah,” tegas Eky, Ia juga menyoroti bahwa kegiatan tersebut berpotensi konflik antara pendidikan, bisnis, dan keuntungan yang mungkin terjadi dalam kegiatan ini.
Eky menyebutkan bahwa di beberapa wilayah, seperti Ampelgading dan Comal, iuran untuk nobar dipatok hingga Rp50.000 per siswa tanpa rincian jelas. Ia berharap Pemkab atau dinas terkait dapat mengakomodasi pembelian hak cipta film jika tujuannya benar-benar untuk memperkuat karakter siswa.
Aliansi Pantura Bersatu terdiri dari organisasi masyarakat, seperti Ormas LMPI, 234SC DPC Pemalang, WPSP, CMI, dan LBH Palu Gada Nasional DPK Pemalang, telah melayangkan surat audiensi kepada Dinas Pendidikan Pemalang. Mereka mendesak adanya tanggung jawab dan pengawasan lebih ketat terhadap implementasi kebijakan.
Eky juga mendesak Dinas Pendidikan untuk memberikan sanksi tegas kepada sekolah yang masih melanggar surat edaran penghentian kegiatan nobar. “Kami dari Aliansi sudah layangkan surat audensi. Kami berharap audiensi segera terealisasi agar masalah ini dapat terselesaikan dengan baik,” bebernya kepada tim awak media, Kamis (23/1/2025).
Dengan penghentian ini, diharapkan lingkungan pendidikan dapat lebih mendukung kebutuhan siswa dan tidak memberatkan pihak orang tua atau walimurid.
“Kita dari Aliansi Pantura Bersatu hari ini telah bersurat ke Dinas terkait untuk audensi, kami juga mengultimatum agar dinas terkait memberi sanksi tegas kepada sejumlah sekolah yang masih ngeyel (masih mengadakan nobar),” pungkasnya. (Al Assagaf).