PEMALANG|Dailypemalang.com – Memprihatinkan, begitulah gambaran yang dialami warga Dusun Sidomulyo, Desa Pesantren, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. Pasalmya, akses jalan utama, jalan desa untuk mereka (masyarakat Dusun Sidomulyo) beraktivitas, bekerja, bertani, maupun anak – anak untuk bersekolah rusak parah akibat seringnya terendam banjir.
Ironisnya, untuk memperbaiki jalan agar warga dan anak-anak sekolah tidak kesulitan beraktivitas, mereka terpaksa melakukan upaya swadaya hingga rela “mengemis” dana dari berbagai pihak.
Kisah pilu ini terungkap dalam wawancara dengan Wahyudi, seorang tokoh pemuda setempat, pada Rabu (14/5/2025). Dengan nada keprihatinan, Wahyudi menyampaikan betapa pentingnya perbaikan jalan tersebut bagi kelancaran aktivitas sehari-hari warga, terutama akses bagi anak-anak menuju sekolah.
“Kami warga dari beberapa yang tinggal dipesisir berasa belum merdeka,” kata Wahyudi, yang juga sebagai dewan penasehat Organisasi Kemasyarakatan Laskar Merah Putih (LMP) Markas Cabang Pemalang).
Menurutnya, warga Dusun Sidomulyo selama ini menjadi korban banjir langganan luapan air laut yang tak kunjung ada perhatian dari pemerintah untuk mengatasi persoalan tersebut.
“Kami berhak hidup layak dan memiliki infrastruktur yang memadai. Demi kepentingan serta keberlangsungan hidup masyarakat. Kami sampai rela mengemis demi memperbaiki jalan ini secara swadaya,” ungkapnya.
Wahyudi menjelaskan bahwa Dusun Sidomulyo telah lama menjadi wilayah yang rentan terhadap banjir rob. Luapan air laut yang kerap terjadi menyebabkan kerusakan signifikan pada jalan-jalan desa. Kondisi ini sangat mengganggu mobilitas warga, menghambat perekonomian, dan menyulitkan akses pendidikan bagi anak-anak.
Melihat kondisi jalan yang semakin memburuk dan belum adanya tindakan perbaikan yang signifikan dari pihak terkait, warga Dusun Sidomulyo berinisiatif melakukan perbaikan secara swadaya. Upaya ini bahkan melibatkan pengumpulan dana dari masyarakat sekitar hingga mencari donasi dari berbagai pihak, yang dalam kondisi tertentu terasa seperti “mengemis” demi menyelamatkan aksesibilitas di tanah kelahiran mereka.
Wahyudi berharap pemerintah daerah maupun pusat dapat segera memberikan perhatian serius terhadap permasalahan banjir rob yang melanda desa mereka dan mengambil tindakan nyata untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak. Ia menekankan bahwa perbaikan jalan bukan hanya sekadar memulihkan aksesibilitas, tetapi juga merupakan upaya untuk menyelamatkan masa depan dan kesejahteraan warga Dusun Sidomulyo.
“Kami berharap pemerintah segera bertindak. Kami ingin menyelamatkan tanah kelahiran kami agar tetap layak huni dan anak cucu kami bisa hidup dengan nyaman di sini,” ucapnya.
“Terima kasih kepada semua pihak dan para hamba Alloh yang telah memberikan bantuan kepada kami,” pungkas Wahyudi.
Kisah perjuangan warga Dusun Sidomulyo ini menjadi cerminan betapa mendesaknya penanganan masalah banjir rob dan dampaknya terhadap infrastruktur di wilayah pesisir. (Alwi).