Menghadapi Musim Penghujan, Dinkes Peringatkan Ancaman DBD

Pemalang437 Dilihat

Musim penghujan telah tiba, dan meskipun membawa manfaat bagi alam dan sektor pertanian, musim ini juga membawa tantangan baru dalam bidang kesehatan. Salah satu penyakit yang seringkali meningkat selama musim hujan adalah demam berdarah dengue (DBD), yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pemalang mengingatkan masyarakat untuk waspada dan aktif dalam melakukan langkah pencegahan guna menghindari penyebaran penyakit tersebut.

Peningkatan Kasus DBD di Musim Penghujan

Musim penghujan menciptakan banyak genangan air, baik di dalam rumah, pekarangan, maupun di tempat-tempat umum. Kondisi ini menjadi tempat yang sangat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk bertelur dan berkembang biak. Jika dibiarkan tanpa pengelolaan yang tepat, populasi nyamuk penyebab DBD akan meningkat pesat dan meningkatkan risiko penyebaran virus ke manusia.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Kabid P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang, Aris Gunarta, mengungkapkan bahwa curah hujan yang tinggi di musim penghujan memperburuk kondisi tersebut, karena banyaknya genangan air yang menjadi sarang bagi nyamuk. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami bahaya ini dan mengambil langkah pencegahan yang tepat.

Langkah Pencegahan: Penerapan 3M

Sebagai upaya preventif untuk mengurangi risiko penyebaran DBD, Dinkes Kabupaten Pemalang mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan 3M, yaitu Menguras, Mengubur, dan Mendaur Ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air. Langkah ini sangat penting dalam mengurangi tempat berkembang biaknya nyamuk dan menghindari potensi terjadinya wabah DBD.

  • Menguras: Menguras tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi, tong air, dan tempat penyimpanan lainnya. Pastikan tempat-tempat ini tidak dibiarkan tergenang air dalam waktu lama.

  • Mengubur: Mengubur atau mendaur ulang barang-barang bekas seperti kaleng, botol, plastik, atau ban yang dapat menampung air hujan. Jika tidak bisa digunakan lagi, lebih baik dikubur atau disingkirkan.

  • Mendaur Ulang: Barang bekas yang bisa dimanfaatkan kembali seperti ember atau wadah lainnya sebaiknya didaur ulang atau disimpan dengan rapat, agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.

Dengan menerapkan 3M, masyarakat dapat secara signifikan mengurangi populasi nyamuk penyebab DBD di sekitar lingkungan mereka.

Fogging: Langkah Darurat yang Harus Tepat Sasaran

Selain 3M, Dinkes juga menggunakan fogging (pengasapan) sebagai salah satu upaya untuk membasmi nyamuk dewasa penyebab DBD. Namun, Aris Gunarta menekankan bahwa fogging hanya akan dilakukan di area yang benar-benar terindikasi adanya wabah DBD. Penyelidikan epidemiologi perlu dilakukan terlebih dahulu untuk memastikan bahwa virus tersebut memang berasal dari nyamuk Aedes aegypti.

“Fogging harus dilakukan dengan cermat. Jika tidak ada indikasi nyata dari wabah DBD, fogging justru tidak akan efektif dan dapat membuat nyamuk menjadi resisten terhadap obat,” ungkap Aris. Oleh karena itu, fogging hanya dilakukan setelah penyelidikan epidemiologi yang memastikan bahwa lokasi tersebut benar-benar terjangkit DBD.

Mengajak Masyarakat untuk Aktif Berpartisipasi

Aris juga mengajak seluruh masyarakat Pemalang untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi potensi berkembangnya nyamuk penyebab DBD. Ia menegaskan bahwa pencegahan penyakit ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat itu sendiri.

“Setiap warga memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat. Dengan rutin membersihkan tempat-tempat yang dapat menampung air dan melaporkan jika ada kasus DBD di lingkungan mereka, kita dapat bersama-sama meminimalisir penyebaran penyakit ini,” kata Aris.

Selain itu, masyarakat diharapkan untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala-gejala DBD, seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri sendi, dan ruam kulit. Penanganan yang cepat dan tepat dapat mencegah perkembangan penyakit menjadi lebih serius.

Musim penghujan membawa risiko penyebaran DBD yang lebih tinggi, tetapi dengan kewaspadaan dan tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat mengurangi dampak penyakit ini. Melalui penerapan 3M, fogging yang terkontrol, serta partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, kita dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari ancaman DBD. Dinkes Kabupaten Pemalang berharap semua lapisan masyarakat bekerja sama dalam mewujudkan hal ini agar kesehatan masyarakat dapat terjaga dengan baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *